Semarang – (03/04/2021) Pandemi Covid – 19 yang muncul menuntut para sivitas akademika untuk segera melakukan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang semula dilakukan secara konvensional mau tidak mau diubah ke dalam domain pembelajaran dalam jaringan yang serba teknologi. Perlu dipersiapkan keterampilan di era new normal terkait kompetensi pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kreativitas. Inovasi teknologi dan kreativitas di era new normal dalam bahasa Inggris juga menjadi menjadi topik hangat dalam Konferensi Internasional 4th English Language and Literature International Conference (ELLiC) yang bertajuk “Creative and Innovative Learning Strategies in The Field of Language, Literature, Linguistic, and Translation in The New Normal Era”.
Digelar secara daring, seminar internasional bahasa dan literatur bahasa Inggris yang ke-empat tersebut sukses diselenggarakan Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA) Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Diikuti hampir 300 participants dari 5 negara (Indonesia, Singapore, Thailand, Bangladesh, dan Malaysia). Menghadirkan plenary speaker Dr. HC Aslam Khan Bin Samahs Khan (Executive Vice Chairman of ERICAN Education Group, Council Member of NAPEI, Vice President of MAE – Malaysia, UK, China); Sabrina Sun He, Ph.D. (National Institute of Education – Singapore); Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. (President of TEFLIN – Indonesia); Chomraj Patanasorn, Ph.D. (Khon Kaen University – Thailand) serta Assoc. Prof. Dr. Mazura @Mastura binti Muhammad, Ph.D. (Universiti Pendidikan Sultan Idris – Malaysia).
Dekan FBBA Unimus Muhimatul Ifadah, M.Pd pada saat membuka acara menyampaikan bahwa kolaborasi perlu dilakukan untuk mencari format terbaik dalam pembelajaran bahasa Inggris khususnya di era new normal. “Acara ini juga memberikan manfaat bagi semua pihak, selain bisa saling bekerja sama juga bisa untuk publikasi, kegiatan internasional seperti visiting lecture, penelitian, dan lain sebagainya. Di era new normal seperti saat ini, kita harus mengubah sistem pembelajaran dengan lebih banyak menyentuh teknologi. Semua harus peduli bahwa semua harus dihadapi. Sebagai seorang ilmuwan bahasa, pengajar bertanggung jawab untuk bisa menyelaraskan pembelajaran yang ada di kelas dengan apa yang ada di dunia. Jangan sampai tertinggal karena adanya Covid-19,“ paparnya.
Usai sesi seminar, lebih dari 120 peserta memaparkan artikel penelitiannya melalui sesi oral presentasi. Terselenggaranya acara konferensi internasional ini diharapkan salah satu upaya internasionalisasi FBBA dalam mendukung kredo Universitas menjadi Universitas berwawasan internasional. Konferensi Internasional ELLIC merupakan wujud internalisasi upaya Unimus untuk menjadi Universitas bermutu unggul yang mendunia.