Pembicara dan peserta Konferensi Internasional ELLiC bersama Dekan FBBA dan Ketua Panitia

Semarang │(06/05/2018) Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA) Universitas Muhammadiyah Semarang menyelenggarakan acara Konferensi Internasional 2nd English Language and Literature International Conference (ELLiC) dengan tema “Education 4.0: Trend and Future Perspektives in English Language Education, Linguistics, Literature and Translation”. Di hadiri oleh 185 participants dari 7 negara (Indonesia, Singapore, Thailand, Vietnam, Myanmar, Amerika, Philipina dan Swedia) ELLiC di gelar di gedung NRC Unimus pada Sabtu, 05 Mei 2018 dari pukul 07.30 sampai 17.45. Second ELLiC menghadirkan plenary speaker Prof. Dr. Djamaludin Darwis, MA (Rektor ke 4 Unimus), Prof. Thomas Charles Koch (Indiana Amerika) dan Asst. Prof. Angkana Tongpoon Patanasorn, Ph.D (Thailand). Hadir sebagai keynote speaker adalah Dr. Willy A.Renandya, Ph.D dari Nanyang University Singapore.

Acara dibuka oleh Dekan FBBA Unimus (Yesika Maya Oktarani., M.Hum). Dekan FBBA mengungkapkan bahwa kegiatan ini diharapakan dapat menstimulasi pendidik Bahasa Inggris untuk lebih percaya diri bahwa pendidik adalah agen perubahan sehingga tidak hanya menyampaikan pengetahuan tapi sekaligus dapat memberikan motivasi dan inspirasi pada peserta didik.

Prof. Thomas Charles Koch dari Indiana Amerika menyampaikan materinya

Prof. Jamaludin Darwis sebagai pemateri pertama memaparkan perlunya mempelajari bahasa asing lewat perspektif psiko-sosio-religius lewat penggalian ayat-ayat dan surat dalam kitab suci Quran yang di dalamnya banyak tertuang persoalan belajar iptek dan belajar ilmu bahasa. Asst. Prof. Angkana Tongpoon Patanasorn, PhD sebagai pemapar berikutnya menyampaikan metode konstruksi dan applikasi Vocabulary List. Sementara itu Prof. Thomas memaparkan perlunya Extensive reading dalam pembelajaran bahasa Inggris dan Willy A Renandya selaku keynote speaker menyampaikan perlunya Indonesia segera memiliki standar profience pengajar bahasa Inggris yang bisa berlaku secara global seperti CEFR (Common European Framework of Reference). “Indonesia dalam soal ini sangat ketinggalan dibanding negara Asean lainnya yang kebanyakan sudah memiliki standar kemampuan pengajar bahasa asing seperti Singapura, Malaysia, Thailand. Indonesia awal tahun 2018 ini mulai mewacanakan dan membahas perlunya ada standard kemampuan bahasa Inggris bagi para pengajar bahasa asing” papar Willy

Dr. Willy A.Renandya, Ph.D dari Nanyang University Singapore memaparkan materi

Acara konferensi internasional ini berlangsung sukses dan lancar. “Kegiatan konferensi Internasional diikuti rangkaian Semarang City Tour bagi peserta dari luar negeri dan luar Semarang dengan tujuan untuk mengenalkan pariwisata dan budaya lokal. Terselenggaranya acara konferensi internasional ini diharapkan menjadi acuan bagi civitas akademika Unimus untuk menyelenggarakan kegiatan yang serupa dan menjadi motivasi bagi dosen dan mahasiswa untuk lebih aktif dan kreatif” papar Dr. Dodi Mulyadi selaku ketua Panitia. Konferensi Internasional ELLIC merupakan wujud internalisasi upaya Unimus untuk menjadi Universitas bermutu unggul yang mendunia.

Reportase UPT Humas dan Protokoler